crewpers.online - Pembantaian Israel terhadap Palestina kembali terjadi pada Minggu lalu 26 Mei 2024. Palestina kembali mengalami pertumpahan darah, Rafah kota bagian selatan Jalur Gaza, Kini menjadi target utama agresi brutal Israel.
Pesawat tempur Israel meledakkan dengan serangkaian serangan udara dari malam Minggu mengarah ke tenda-tenda warga Palestina yang mengungsi dari timur ke barat Rafah. Area ini sebelumnya, dihuni oleh militer Pendudukan sebagai zona aman yang tidak akan terkena pertempuran.
Dikutip dari madamasr.com. Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza
mengonfirmasi ada setidaknya 45 orang yang tewas dan lebih dari 200 lainnya
mengalami luka-luka.
Namun, Jumlah ini bukanlah jumlah korban tewas yang final, karena hanya
mencakup mereka yang berhasil diselamatkan oleh petugas penyelamat dan tim
medis dari titik daerah sasaran. Sementara banyak puluhan korban yang masih
tergeletak di jalanan dan terjebak di bawah puing-puing rumah yang hancur.
Sebelumnya pada Jumat lalu, International Court of Justice (ICJ) sudah memerintahkan Israel untuk menghentikan semua operasi di Kegubernuran Rafah, di tengah tuntutan internasional untuk mengakhiri serangan tersebut. Jelas perintah itu diabaikan dilihat dari respon Israel yang justru semakin memanas, dimana Israel tetap terus melakukan pembantaian, meluncurkan serangan udara.
Dikutip dari Al-jazeera video-video mengerikan muncul setelah kejadian tersebut yang membuat simpati publik adalah saat seorang pria mengangkat mayat seorang anak kecil tanpa kepala.
Hal ini memicu amarah masyarakat seluruh dunia, terlepas dari alasan
perseteruan ini terjadi. Kejadian ini sangat melanggar hukum kemanusiaan dan
ketidakadilan, anak-anak yang tidak berdosa, para wanita dan orang tua yang
lemah, juga turut menjadi korban atas kejadian ini.
Hingga saat ini seluruh dunia turut meramaikan di platform sosial media,
menyuarakan dukungan dan mengirim doa untuk para korban di Rafah dengan slogan
“All eyes on Rafah” untuk menyadarkan seluruh dunia agar peduli dengan saudara-saudara
kita yang tidak berdaya disana. Saat ini lebih dari 100 juta akun telah
menyerukan suara tersebut, termasuk memboikot produk-produk yang berkaitan
dengan Israel.
Penulis : Anisa Salsabilla Maharanie
Editor : Farhan, Ghenan, Putri