Update! Peta Kawasan Rawan Bencana Banjir Dan Longsor Sumatera Barat

 

CREWPERS - Peta Bencana Sumbar

crewpers.online - Terhitung sejak 11 Mei – 17 Mei 2024 bencana alam banjir lahar dingin dan longsor di beberapa wilayah Sumatera Barat telah memakan korban hingga 61 orang meninggal dunia.

Dikutip dari Infosumbar, penyampaian update langsung oleh Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan  “ Update  terkni hingga Kamis, 16 Mei 2024 pukul 7.00 WIB, korban meninggal dunia 61 orang dan 12 orang  hilang”

Peta Kawasan Rawan Bencana G.Marapi by All Team, memberikan beberapa ilustrasi dan model sejauh mana Kawasan yang terdampak oleh bencana ini. Banjir lahar dingin dan Longsor yang mengakibatkan hampir seluruh akses jalan antar kota Padang-Bukittinggi-Solok terputus. Dari data diatas tampak bahwa banjir yang terjadi mengenai hampir seluruh daerah sekitaran gunung Marapi. Mulai dari Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, Batusangkar dan daerah lainnya,

Update informasi sejauh ini, kondisi lain seperti jalan terputus daerah Lembah Anai, masih belum bisa dilewati karena hampir seluruh badan jalan hilang terbawa arus banjir. Solusi jalan alternatif ini sudah diberlakukan ke beberapa titik sejak kejadian banjir terjadi, yakni melewati Malalak, Solok, Maninjau.  Beberapa jalan alternatid yang sempat tertimbun longsor seperti Sitinjau Laut, Solok sudah bisa dilewati namun tetap pada status waspada. 

Keterlibatan masyarakat dalam pencarian juga cukup mumpuni untuk membantu korban pasca banjir. Terkait dengan itu , Peta Kawasan Rawan Bencana juga memberikan informasi mengenai lokasi untuk tempat pelayanan Kesehatan dan evakuasi, beberapa pos instansi serta potensi tempat pengungsian. Memudahkan bagi para relawan untuk menyusun dan mengkoordinir penyelamatan dan evakuasi korban bencana alam.


Dikutip dari AntaraSumbar, PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) sempat menyampaikan ancaman lahar dingin dan mitigasi yang dilakukan adalah masyarakat perlu bermukim di bantaran Sungai berhulu Gunung Marapi, dan waspada terhadap hujan karena banjir lahar jadi ancaman utama. Puncaknya

Dari peristiwa ini menyoroti pentingnya mitigasi bencana yang lebih efektif. Mengambil contoh dari bencana yang sama terjadi pada bulan Maret dan April 2024, meskipun korban yang terkena dampak tidak sebanyak bencana sekarang, Upaya mitigasi sejak saat itu seharusnya peru ditingkatkan untuk mencegah korban lebih banyak. Kesadaran dan kesiapsagaan masyarakat dibantu dengan arahan pemerintah bisa meminimalisir potensi korban jiwa dan bisa bergerak lebih cepat sebelum bencana terjadi.



Penulis : Aisyah Syahadatul Adzkia

Editor : Farhan, Ghenan, Putri


Previous Post Next Post