crewpers.online -
Yakin banget 100% kalo kebiasaan oversharing pasti pernah dilakukan setiap
orang di dunia ini. Entah itu sama temen sendiri atau bahkan sama orang yang
baru kenal tiba-tiba bisa aja cerita tentang seluk beluk kehidupan keluarga.
Endingnya menyesal dan baru kepikiran “ngapain diceritain, ya?”
Oversharing sering dilakukan secara gak sengaja, Dimana
kondisi kita bicara terlalu berlebihan tentang kehidupan pribadi baik di media
social atau secara langsung. Penyebab nya sangat banyak, bisa jadi kamu adalah
seorang extrovert yang bisa mencairkan suasana sehingga kamu ga ada boundaries
untuk cerita apapun ke siapapun. Biasanya sih oversharing itu terjadi kalo kita
lagi nyaman sama kondisi atau dengan lawan bicara. Kondisi kayak gini juga
biasa dilakukan oleh orang yang pengen membangun intimacy dengan seeorang dan
faktor terakhir kayanya semua orang pasti setuju.
Keliatannya oversharing ini impactnya kaya merugikan
ya? Mungkin benar segala sesuatu yang berlebihan itu ga baik. Oversharing kalo
ga dikendalikan bakalan jadi boomerang ke kita, entah itu dari eksternal atau mungkin
cara orang lain menerima percakapan kita. Ada yang ga terlalu ambil pusing dari
cerita kita sampai ke yang akhirnya berniat ga baik karena dengerin suatu
cerita yang bisa aja ada kelemahan kita yang ter-notice disana.
Makanya sebagai talk active person, yang bisa aja
oversharing secara ga sadar, perlu disaring sih cerita atau informasi apa yang
bisa disampaikan kepada orang. Tentunya orang tempat kita berbicara juga perlu
dipilah, biar kita tau endingnya cerita ini akan di respon bagaimana. Sebagai
anak muda paling kita bakalan cerita ke temen deket, ke sahabat , atau ke
pacar. Tapi, setiap orang pasti bakalan ngasi reaction berbeda, maka dari itu
kita perlu mikir dulu nih, mau ngomong apa. Ada Namanya Teknik slowdown sebelum
berbicara, jadi setiap mau memulai pembicaraan apa pembahasan kita ini bakalan
menarik atau bisa nyambung dengan lawan bicara kita.
Faktanya, orang yang oversharing itu malah ga terlalu
ahli jadi pendengar yang baik. Karena orang yang overshare itu adalah orang
yang perlu didengarkan dan merasa kalau sepanjang dia di dengarkan bakalan
bercerita apa saja. Untuk menghindari hal itu, saat kita udah ngerasa terlalu
jauh berbicara, coba lempar pertanyaan atau hook lain yang buat orang lain bisa
dapet giliran untuk bertukar cerita. Itu salah satu cara ampuh sih untuk
mencegah kita oversharing. Dengan cara itu juga lawan bicara bisa ngerasa
dihargai dan mereka bakalan tertarik ngobrol dengan kita. Yang penting sih ga
terlalu maksain mereka harus cerita yang lebih personal atau lainnya.
Terakhir perlu adanya trigger diri sendiri sebelum
oversharing. Seperti yang udah di bahas sebelumnya, kita perlu tau lagi ngobrol
sama siapa, lagi di tempat seperti apa dan lagi didalam suasana apa. Jangan
sampai jadi The KY atau Kuuki Yomenai atau Reading the Air slang jepang yang
artinya ga bisa baca suasana atau keadaan. Kalo jadi orang yang oversharing aja
udah jadi masalah bagi diri kita, jika ditambah dengan ketidakmampuan kita baca
sikon, tamat lah sudah.
Jadi setelah membaca ini, coba keep things personal dan lebih wise dalam berkomunikasi dengan orang lain. Cerita apa adanya dan seperlunya, bikin Batasan namun jangan sampai Batasan jadi halangan untuk membangun relasi dengan siapa aja.
Penulis : Aisyah Syahadatul Adzkia
Editor : Farhan, Ghenan, Putri