Kontribusi Silent Generation Untuk Membangkitkan Perekonomian Setelah Perang Dunia Ke II

 


crewpers.onlineAda yang sudah tau belum apa itu silent generation? Kebanyakan orang dizaman sekarang hanya mengetahui Gen-Z, tapi taukah kalian ada yang namanya silent generation atau generasi bisu.

Silent generation adalah orang yang lahir pada tahun 1928 - 1946, generasi ini merupakan orang-orang yang hidupnya dipengaruhi oleh peristiwa Perang Dunia ke II. Sebagaian besar orang yang tergolong ke dalam silent generation menikah pada usia awal 20-an dan juga memiliki anak pada usia masih muda. Mereka akan melahirkan gabungan anak-anak yang disebut Generasi Baby Boomer dan generasi X.

Taukah kalian kenapa mereka disebut dengan silent generation? Karena generasi tersebut takut untuk mengambil resiko dan takut untuk bersuara sehingga mereka memilih untuk berbaur dengan keadaan. Generasi silent ini cenderung berhati-hati, mengikuti aturan, takut mengganggu karena mereka dikenal dengan generasi yang berpikiran tradisional.

Namun taukah kamu tidak semua silent generation memilih untuk diam, contohnya seperti martin Luther King, Cesar Chavez, dan Gloria Steinem.

Alasan lainnya mengapa mereka disebut sebagai silent generation adalah karena mereka generasi yang kecil dengan jumlah orangnya yang sedikit, dan mereka yang berada di dua generasi yang lebih besar dan sangat kuat.

Silent Generation juga disebut sebagai anak-anak yang berada di depresi besar pada Perang Dunia ke II. Tumbuh di masa yang tidak stabil menyebabkan mereka merasa takut untuk menciptakan suatu keadaan yang membahayakan kesuksesan mereka, dikarenakan silent generation merupakan orang-orang yang pekerja keras dan teliti terhadap apa yang mereka lakukan. Mereka telah melalui banyak hal ketika terjadinya peperangan yang membentuk mental mereka secara utuh.

Fakta yang bisa kita ambil mengenai generasi ini adalah mereka banyak membantu dalam pengembangan ekonomi setelah terjadinya Perang Dunia ke II, dan juga menstabilkan keadaan sosial dilingkungan mereka dalam masa pemulihan pasca Perang. Pada masa ini mereka bergerak dengan berhati-hati dalam membangun kembali tatanan sosial dilingkungan yang sudah dirusak karena peperangan.

Hal yang mengagumkan dari silent generation ini adalah mereka tenang atau diam secara emosional tetapi kuat mental. Dimana mereka harus menuruti semua aturan demi keamanan militer dan keamanan finansial. Namun, mereka tetap manata dengan baik tatanan kehidupan mereka. 

Dari berbagai macam kriteria yang dimiliki oleh silent generation dapat diterapkan pada generasi Z sekarang ini dimana beberapa sifat mereka sangat bertolak belakang. Namun, penting untuk diingat bagi generasi muda agar memiliki mental yang kuat dan mengatur emosi dengan baik karena generasi muda merupakan orang-orang yang akan membawa perubahan.

Sikap pekerja keras, teliti, dan mental yang kuat merupakan sikap yang sangat perlu diterapkan di generasi muda sekarang. Akan tetapi, ada sisi lain yang harus dihilangkan yaitu ketidakmampuan bersuara, karena sebagai generasi muda kita harus siap untuk bersuara jikalau ada hak yang tidak diberikan dengan semestinya. 

Ada yang sudah tau belum apa itu silent generation? Kebanyakan orang dizaman sekarang hanya mengetahui Gen-Z, tapi taukah kalian ada yang namanya silent generation atau generasi bisu.

Silent generation adalah orang yang lahir pada tahun 1928 - 1946, generasi ini merupakan orang-orang yang hidupnya dipengaruhi oleh peristiwa Perang Dunia ke II. Sebagaian besar orang yang tergolong ke dalam silent generation menikah pada usia awal 20-an dan juga memiliki anak pada usia masih muda. Mereka akan melahirkan gabungan anak-anak yang disebut Generasi Baby Boomer dan generasi X.

Taukah kalian kenapa mereka disebut dengan silent generation? Karena generasi tersebut takut untuk mengambil resiko dan takut untuk bersuara sehingga mereka memilih untuk berbaur dengan keadaan. Generasi silent ini cenderung berhati-hati, mengikuti aturan, takut mengganggu karena mereka dikenal dengan generasi yang berpikiran tradisional.

Namun taukah kamu tidak semua silent generation memilih untuk diam, contohnya seperti martin Luther King, Cesar Chavez, dan Gloria Steinem.

Alasan lainnya mengapa mereka disebut sebagai silent generation adalah karena mereka generasi yang kecil dengan jumlah orangnya yang sedikit, dan mereka yang berada di dua generasi yang lebih besar dan sangat kuat.

Silent Generation juga disebut sebagai anak-anak yang berada di depresi besar pada Perang Dunia ke II. Tumbuh di masa yang tidak stabil menyebabkan mereka merasa takut untuk menciptakan suatu keadaan yang membahayakan kesuksesan mereka, dikarenakan silent generation merupakan orang-orang yang pekerja keras dan teliti terhadap apa yang mereka lakukan. Mereka telah melalui banyak hal ketika terjadinya peperangan yang membentuk mental mereka secara utuh.

Fakta yang bisa kita ambil mengenai generasi ini adalah mereka banyak membantu dalam pengembangan ekonomi setelah terjadinya Perang Dunia ke II, dan juga menstabilkan keadaan sosial dilingkungan mereka dalam masa pemulihan pasca Perang. Pada masa ini mereka bergerak dengan berhati-hati dalam membangun kembali tatanan sosial dilingkungan yang sudah dirusak karena peperangan.

Hal yang mengagumkan dari silent generation ini adalah mereka tenang atau diam secara emosional tetapi kuat mental. Dimana mereka harus menuruti semua aturan demi keamanan militer dan keamanan finansial. Namun, mereka tetap manata dengan baik tatanan kehidupan mereka. 

Dari berbagai macam kriteria yang dimiliki oleh silent generation dapat diterapkan pada generasi Z sekarang ini dimana beberapa sifat mereka sangat bertolak belakang. Namun, penting untuk diingat bagi generasi muda agar memiliki mental yang kuat dan mengatur emosi dengan baik karena generasi muda merupakan orang-orang yang akan membawa perubahan.

Sikap pekerja keras, teliti, dan mental yang kuat merupakan sikap yang sangat perlu diterapkan di generasi muda sekarang. Akan tetapi, ada sisi lain yang harus dihilangkan yaitu ketidakmampuan bersuara, karena sebagai generasi muda kita harus siap untuk bersuara jikalau ada hak yang tidak diberikan dengan semestinya.



Penulis : Silvia Ananda
Editor : Farhan, Ghenan, Putri

Previous Post Next Post