Gempa bumi telah mengguncang Taiwan pada Rabu,
3 April 2024 lalu. Gempa bumi dengan kekuatan 7,5 skala ritchter terjadi karena
aktivitas seismik di wilayah tersebut, yang merupakan bagian dari Zona Subduksi
Filipina. Gempa tersebut menyebabkan banyak kerusakan pada bangunan dan infrastruktur.
Hingga saat ini, dikabarkan terdapat setidaknya 9 orang tewas dan 800 orang
luka-luka, jumlah tersebut kemungkinan akan terus bertambah seiring berjalannya
pengevakuasian oleh pihak terkait.
Dilansir dari Detik.com, Taiwan dilanda
gempa bumi terbesar dalam 25 tahun terakhir. Gempa bumi ini berkekuatan 7,5
skala richter yang melanda pantai timur Taiwan, gempa terjadi pada pukul 06:54:44
waktu setempat. Pusat gempa berada 18 kilometer di selatan Kota Hualien, dengan
kedalaman 34,8 kilometer.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum
Indonesia Kementerian Luar Negeri RI mengatakan, ”Menurut data yang diperoleh
dari otoritas keimigrasian Taiwan, jumlah WNI di Hualien, Taiwan sebanyak 3.343
yang mayoritas adalah pekerja migran Indonesia. Judha memastikan tak ada WNI
yang menjadi korban tewas maupun luka-luka akibat gempa tersebut.”
BMKG juga memberikan konfirmasi bahwa
gempa bumi tersebut menimbulkan tsunami kecil di laut Taiwan dan sekitarnya,
tetapi tidak berdampak signifikan hingga di wilayah Indonesia. Oleh karena itu
BMKG mengimbau masyarakat Indonesia untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh hoax
atau informasi yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Menurut Survei Geologi AS, Gempa Taiwan
dirasakan di tiga negara: Jepang, Filipina, dan sebagian wilayah China. Gempa
bumi yang dirasakan di Jepang memicu peringatan tsunami setinggi 3 meter.
Pemerintah setempat juga menyerukan evakuasi untuk masyarakat di wilayah
pesisir, khususnya di Okinawa sebagai langkah pencegahan terhadap potensi
bahaya lebih lanjut.
Dampak Kerusakan yang disebabkan,
mempersulit upaya penanganan bencana dan bantuan di Taiwan. Tim
penyelamat dan relawan masih bekerja keras untuk mencari korban dan memberikan
pertolongan. Sementara itu, pihak berwenang di Taiwan dan negara-negara
tetangga bekerja sama untuk memantau situasi dan memberikan bantuan yang
diperlukan kepada para korban.