Eldest Child Syndrome, Beratnya Jadi Anak Pertama

 

crewpers.online- Pertanyaan untuk seluruh anak pertama, menyandang gelar anak pertama di keluarga itu suatu kebanggaan atau beban? Mungkin banyak banget yang relate menjadi anak pertama di keluarga itu adalah sebuah beban. Tapi tau ga kalo itu adalah suatu tanda kalau kamu memiliki Eldest Child Syndrome (EDS), sebuah fenomena yang sering dialami oleh anak pertama di keluarga.

Eldest Child Syndrom adalah istilah dimana anak pertama mengalami beban emosional yang didapat dari keluarga terkhusus orang tua. Di lingkungan keluarga pun ini tervisualisasikan bagaimana peran anak pertama, dimana ia harus menjadi contoh untuk adik adiknya, orang tua yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap mereka sehingga kembali lagi , anak pertama menjadi pion percontohan bagi adik adiknya.

Dilansir dari verywellmind, Brandy Smith seorang psikolog dari Birmingham, ada karakteristik tersendiri bagi anak pertama yang punya sindrom ini. Anak pertama cenderung punya sense tanggung jawab yang kadang tak hanya untuk keluarganya saja tapi bisa berdampak kepada orang lain. Anak pertama akan cenderung ambisius, keras kepala dan punya kepribadian yang perfeksionis. 


Meskipun Eldest Child Syndrome dapat dialami oleh seluruh anak pertama, faktanya Syndrome  ini terkait erat dengan anak Perempuan pertama, dimana anak Perempuan pertama seringkali dihadapkan pada tuntutan yang lebih besar dalam hal pekerjaan rumah tangga dan peran tradisional yang dianggap selalu sebagai tugas anak Perempuan pertama. Faktor patriaki dan genderisasi kental benget perannya.  Akibatnya, beban emosional yang dirasakan oleh anak Perempuan pertama bisa menjadi lebih berat kerena mengemban peran yang begitu banyak.

Tapi sebenarnya, dengan adanya sindrom ini realisasi Manusia Type A terhadap anak pertama bisa sangat tercapai. Dimana anak pertama yang dari kecil terlatih untuk menjadi leader di keluarganya. Anak pertama juga bisa terlatih sangat mandiri, pemecah masalah dan menjadi solusi sehingga membuat mereka lebih cepat dewasa di enviroment yang seumuran dengannya. Anak pertama juga akan menjadi seorang yang ambisius dan punya harga diri yang tinggi.

Namun, impact yang dialami akan ada baik dan buruknya, buruknya dari segala hal yang berkaitan dengan anak pertama adalah manusia Type A, jika tidak bijak maka akan terjadi hal sebaliknya. Anak pertama yang mengalami Eldest Child Syndrom jika tidak mendapat parenting yang baik maka ia akan menjadi pengaruh buruk bagi adik-adiknya. Anak pertama akan jadi seorang yang obsesif dan suka mengatur. Mungkin peluang bersaing dengan anak pertama bakalan susah banget karena kepribadiannya yang suka mendominasi.

Kesimpulannya, dengan adanya sindrom ini orang-orang akan mengetahui bahwa menjadi anak pertama adalah sebuah tanggung jawab besar. Meskipun dengan segala faktor baik buruk nya, diharapkan dengan parenting yang baik dan melatih menjadi individu yang pandai mengatur emosi, anak pertama bisa menjadi contoh sejati untuk adik-adiknya sesuai dengan jati diri mereka.



Penulis : Aisyah Syahadatul Adzkia
Editor : Farhan, Ghenan, Putri

Previous Post Next Post